Jika Ingin Mengenal Dunia, Membacalah! Jika Ingin Dikenal Dunia Menulislah!
Jika ingin mengenal dunia, Mebacalah!
Jika ingin dikenal
dunia Menulislah!
Pernahkan
mendengar ungkapan di atas? Pada kenyataannya itulah yang berlaku. Kita bisa
menjelajah kemana saja di penjuru dunia ini, dengan hanya duduk manis dimana
saja dengan cara membaca. Namun kita bisa di kenal dunia, walaupun nyawa tidak
bersemayam lagi di raga ini, dengan buah karya kita berupa tulisan. Betapa banyak
tokoh-tokoh besar yang namanya tetap hidup walaupun raganya tak lagi ada, namun
mereka hidup dengan karya-karya tulisnya. Masih malaskah untuk memulai menulis?
Bagi kebanyakan orang, termasuk saya
sendiri, menulis bukanlah sesuatu yang bisa dianggap mudah, tetapi juga tidak
sesulit yang kita pikirkan. Menulis, tanpa dimulai tidak akan bisa. Ibarat
orang belajar naik sepeda, pasti ada jatuh dan lecetnya, namun jika sudah
lancar, bahkan bisa lupa bagaiman proses belajarnya. Demikian jugalah dengan
menulis. Tanpa di coba dan dilatih terus menerus, kita tidak akan bisa menulis.
Dalam
kehidupan sehari-hari banyak dijumpai orang –orang yang senang bercerita,
terutama dalam proses berkomunikasi antarsesamanya. Bagi seorang penulis, menulis
tidak ubahnya seperti berbicara. Ketika mengeluarkan argumen dan opini dia bisa
menuliskannya seperti layaknya orang bercerita. Apalagi jika bahan yang di
tulis sangat dikuasainya. Semua tulisannya mengalir begitu saja. Sebelum kita
menulis kita harus tahu dulu apa tujuan kita menulis. Buat apa kita menulis.
Jika pertanyaan itu telah terjawab, barulah kita lanjut dengan pertanyaan
Bagaimana cara menulis? Itu semua adalah masalah teknis saja. Bisa dipelajari
dan dibaca referensinya.
Jika
ditanya, mengapa menulis, seorang penulis akan mengemukakan pendapat yang
berbeda-beda. Bisa jadi karena uang, ketenaran, hobi, bahkan karena tidak ada
hal lain yang bisa dilakukan. Seperti yang diungkapkan Lie Charlie dalam "Jadi
Penulis Ngetop Itu Mudah", dengan menulis kita dapat mengekspresikan diri,
memberikan opini dan teori, memberikan informasi, mengabadikan sejarah,
mencerahkan jiwa, bahkan untuk menghibur orang lain. Alasan dan tujuan seorang
penulis itu perlu digali secara dalam dan jelas, karena dapat menggerakkan
penulis dalam kegiatan mengayunkan pena di atas kertas dan menghadapi rintangan
selama proses menulis berlangsung.
Dibandingkan berbicara, menyimak,
maupun membaca, menulis memang memiliki kelebihan tersendiri. Dengan menulis,
seseorang dapat mengungkapkan sesuatu yang tak terucapkan, mencerminkan
kedalaman pikiran, dapat dibaca berulang-ulang, mudah dipublikasikan, berdaya
sebar tinggi, dan abadi melampui zaman. Tidak salahkan dengan ungkapan pada
awal tulisan di atas? Melihat hal-hal yang bisa dilakukan dengan menulis,
seorang penulis dapat meraih manfaat dalam kegiatan menulis, baik bagi dirinya
sendiri maupun orang lain.
Menulis dapat menyelamatkan hidup. Banyak
orang yang terselamatkan hidupnya dengan menulis. Seseorang dapat mengambil
keputusan-keputusan yang buruk bagi dirinya, seperti bunuh diri, ketika tidak
sanggup lagi menahan geliat kesedihan, tekanan hidup, dan tekanan rasa kecewa
yang begitu menyakitkan. Apalagi saat merasa bergumul sendirian dan tidak ada
satu pun tempat untuk mencurahkan setiap rasa yang ada. Kita dapat mencurahkan
semua rasa itu dalam bentuk tulisan atau curahan hati yang kita ungkapkan
dalam bentuk tulisan. Karena banyak penulis besar yang dikenal dunia, bangkit
dari keterpurukan hidupnya, dan dia coba untuk menulis.
Menulis juga menyehatkan lhoo. Mungkin
terdengar lucu, namun hal ini telah diteliti dan dibuktikan bahwa menulis
berdampak baik bagi kesehatan. Salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh
beberapa pakar menyebutkan bahwa; menulis mampu menjernihkan pikiran; menulis
dapat mengatasi trauma; menulis membantu mendapatkan informasi baru; menulis
membantu memecahkan masalah, dan menulis mampu mengubah kehidupan seseorang. Menulis
membuat kita selalu dikenang sepanjang masa.
Menulislah jika kau ingin dikenang
oleh dunia. Orang hidup dibatasi oleh usia. Namun, sebuah tulisan hidup untuk
selamanya. Banyak penulis yang sudah tiada, akan tetapi karyanya tetap hidup sampai
sekarang dan menjadi referensi bagi orang lain. Tulisan bersifat lebih abadi
daripada bahasa lisan. Setelah mendengar orang berbicara, selang beberapa menit
seseorang bisa lupa. Berbeda dengan tulisan, ketika seseorang lupa tentang apa
yang dibacanya, dia dapat membaca kemudian mengingatnya kembali. Selain itu,
ketika tidak mengerti maksud sebuah tulisan, seseorang dapat mempelajarinya
berulang-ulang sampai dia mengerti. Kelak, meskipun kita telah tiada, ide dan
pikiran kita tetap ada.
Dengan menulis kita dapat meningkatkan
kemampuan berpikir secara optimal . Proses penyusunan ide agar tulisan dapat
dengan mudah dipahami akan membawa kita kepada pengenalan terhadap ide-ide
orang lain dan melahirkan pendapat atas ide-ide tersebut. Karena itu,
belajarlah menyusun argumentasi untuk menopang ide agar mudah dipahami
(rasional). Hal tersebut berarti menulis membuat kita terbiasa berpikir
sistematis dan saksama. Apabila terbiasa melakukannya, kemampuan berpikir kita
akan semakin tajam.
Menulis bisa mendatangkan kesehatan
jasmani dan rohani. Karena dengan menulis, kita bisa mengalihkan pikiran, dan
menuangkan rasa yang ada pada tulisan. Kita bisa mengirimkan tulisan kita ke
media cetak sebagai motivasi dalam berkarya. Yakinlah akan ada rasa kepuasan
tersendiri jika karya kita bisa di baca oleh banyak orang. Dalam arti kata
adanya pengakuan bahwa karya kita bisa diterima oleh masyarakat. Hal itu akan
menambah kepercayaan diri dalam berkarya. Tetapi terlepas dari semua itu, yang
utama dan terutama adalah kita telah mengembangkan talenta menulis yang Allah
sudah berikan kepada kita.
Manfaat-manfaat menulis yang sudah
diuraikan di atas kiranya dapat memberi semangat bagi kita yang sedang mulai
menjejakkan kaki dalam dunia tulis menulis. Sebagai umat muslim pun kita juga
harus tahu, bahwa mukjizat sepanjang zaman yaitu Al-Quran pun jadi abadi karena
dituliskan. Oleh karena itu marilah kita budayakan menulis. Di mulai dari diri
sendiri dan dimulai dari sekarang. Tulislah apa yang ada dalam pikirkan bukan
pikirkan apa ayang akan ditulis. Karena menulis itu mudah. :)
Mantap bu... Judulnya mungkin bisa diperbaiki buk, membacakan dengan membacalah...
BalasHapusiyya ya san, makasih yaa😊🤝
HapusBudaya membaca skrg harus di giatkan lagi, skrg buku-buku pada kalah sama gadget , sedih bgt
BalasHapusbudaya baca tinggi rin, daya baca yg kurang 😊 buktinya yg pegang gawai kan pd baca semua. tpi klo teksnya kepanjangan, lgs scrool kan 🤭🤭😁
HapusIya sih, makanya mulai dr diri sendiri dan mulai dr sekarang 😊
HapusMenulis itu mudah... nyari idenya yang kadang susah buk 😅
BalasHapus😊😊 iyya sih, sebenarnya apa saja yg ada disekitar kita bisa jd ide lhoo. termasuk bahan obrolan dg teman.😊
Hapus😊😊 ide nya dari dari mana saja res
Hapus