Kebiasaan Menulis Hebat
MANFAAT GEMAR MENULIS
Oleh, Dilla, S.Pd.
Pemerhati Pendidikan dan Anak
Jika ingin mengenal dunia, Mebacalah!
Jika ingin dikenal dunia Menulislah!
Pernahkan mendengar ungkapan di
atas? Pada kenyataannya itulah yang berlaku. Kita bisa menjelajah kemana saja
di penjuru dunia ini, dengan hanya duduk manis dimana saja dengan cara membaca.
Namun kita bisa di kenal dunia, walaupun nyawa tidak bersemayam lagi di raga
ini, dengan buah karya kita berupa tulisan. Betapa banyak tokoh-tokoh besar
yang nama nya tetap hidup walaupun raganya tak lagi ada, namun mereka hidup
dengan karya-karya tulisnya. Masih malaskah untuk memulai menulis?
Menulis!!! Susah, ah... Gak ada
Ide... Gak tau mau mulai dari mana... dan banyak celetukan lainnya kalau ada
saran atau motivasi untuk menulis. Menulis menjadi momok yang cukup menakutkan
bagi banyak orang. Tapi menulis, tanpa dimulai tidak akan bisa. Ibarat orang
belajar naik sepeda, pasti ada jatuh dan lecetnya, namun jika sudah lancar,
bahkan bisa lupa bagaiman proses belajarnya. Demikian jugalah dengan menulis.
Tanpa di coba dan dilatih terus menerus, tidak akan bisa kita menulis.
Dalam
kehidupan sehari-hari banyak dijumpai orang –orang yang senang bercerita,
terutama dalam proses berkomunikasi antarsesamanya. Bagi seorang penulis, menulis
tidak ubahnya seperti berbicara. Ketika mengeluarkan argumen dan opini dia bisa
menuliskannya seperti layaknya orang bercerita. Apalagi jika bahan yang di
tulis sangat dikuasainya. Semua tulisannya mengalir begitu saja.
Jika
ditanya, mengapa menulis, seorang penulis akan mengemukakan pendapat yang
berbeda-beda. Bisa jadi karena uang, ketenaran, hobi, bahkan karena tidak ada
hal lain yang bisa dilakukan. Seperti yang diungkapkan Lie Charlie
dalam "Jadi Penulis Ngetop Itu Mudah", dengan menulis kita dapat
mengekspresikan diri, memberikan opini dan teori, memberikan informasi,
mengabadikan sejarah, mencerahkan jiwa, bahkan untuk menghibur orang lain.
Alasan dan tujuan seorang penulis itu perlu digali secara dalam dan jelas,
karena dapat menggerakkan penulis dalam kegiatan mengayunkan pena di atas
kertas dan menghadapi rintangan selama proses menulis berlangsung.
Dibandingkan berbicara, menyimak,
maupun membaca, menulis memang memiliki kelebihan tersendiri. Dengan menulis,
seseorang dapat mengungkapkan sesuatu yang tak terucapkan, mencerminkan
kedalaman pikiran, dapat dibaca berulang-ulang, mudah dipublikasikan, berdaya
sebar tinggi, dan abadi melampui zaman. Tidak salahkan dengan ungkapan pada
awal tulisan di atas? Melihat hal-hal yang bisa dilakukan dengan menulis,
seorang penulis dapat meraih manfaat dalam kegiatan menulis, baik bagi dirinya
sendiri maupun orang lain.
Menulis
dapat menyelamatkan hidup. Banyak orang yang terselamatkan hidupnya dengan
menulis. Seseorang dapat mengambil keputusan-keputusan yang buruk bagi dirinya,
seperti bunuh diri, ketika tidak sanggup lagi menahan geliat kesedihan, tekanan
hidup, dan tekanan rasa kecewa yang begitu menyakitkan. Apalagi saat merasa
bergumul sendirian dan tidak ada satu pun tempat untuk mencurahkan setiap rasa
yang ada. Kita dapat mencurahkan semua rasa itu
dalam bentuk tulisan atau curahan
hati yang kita ungkapkan dalam bentuk tulisan. Karena banyak penulis besar yang
dikenal dunia, bangkit dari keterpurukan hidupnya, dan dia coba untuk menulis.
Salah satunya adalah Caryn Mirriam-Golberg, Ph.D, Dalam bukunya "Daripada
Bete, Nulis Aja!”. Dia merasa hidupnya sudah hancur. Ketika mencoba menulis,
dia sadar bahwa hal itu telah menyelamatkan hidupnya. Menulis membuka
pikirannya bahwa bunuh diri bukanlah keputusan yang benar dalam menghadapi
kesulitan dan kesedihan yang melanda. Menulis juga membantunya memahami luka hati
dan membuat hidupnya menjadi lebih berarti.
Menulis juga
menyehatkan lhoo. Mungkin terdengar lucu, namun hal ini telah diteliti dan
dibuktikan bahwa menulis berdampak baik bagi kesehatan. Dalam buku
"Quantum Writing: Cara Cepat Nan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya
Pontensi Menulis" dikisahkan mengenai penelitian yang dilakukan Dr. James
W. Pennebaker, era tahun 1990-an. Ia melakukan penelitian selama lima belas
tahun mengenai pengaruh upaya membuka diri terhadap kesehatan fisik. Dia berpendapat
bahwa upaya mengungkapkan segala pengalaman yang tidak menyenangkan dengan
kata-kata dapat memengaruhi pemikiran, perasaan, dan kesehatan tubuh seseorang.
Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa; menulis menjernihkan pikiran; menulis
dapat mengatasi trauma; menulis membantu mendapatkan informasi baru; menulis
membantu memecahkan masalah.
Menulis
membuat kita selalu dikenang sepanjang masa. Seperti ungkapan di awal tulisan
ini, Orang hidup dibatasi oleh usia. Namun, sebuah tulisan hidup untuk
selamanya. Banyak penulis yang sudah meninggal dunia, akan tetapi karyanya
tetap hidup sampai sekarang dan menjadi rujukan serta referensi bagi peneliti
dan bagi pembacanya. Tulisan bersifat lebih abadi daripada bahasa lisan.
Setelah mendengar orang bicara, selang beberapa menit seseorang bisa lupa.
Berbeda dengan tulisan, ketika seseorang lupa tentang apa yang dibacanya, dia
dapat membaca kemudian mengingatnya kembali. Selain itu, ketika tidak mengerti
maksud sebuah tulisan, seseorang dapat mempelajarinya berulang-ulang sampai dia
mengerti. Kelak, meskipun kita telah tiada, ide dan pikiran kita tetap ada.
Saat akan
mulai menulis, berbagai ide dan gagasan seperti simpang siur dalam pikiran
seorang penulis. Ide dan gagasan tersebut harus disusun secara sistematis agar
dapat dipahami dan dimengerti orang lain dengan baik. Dengan menulis kita dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kita
secara optimal . Proses penyusunan ide agar tulisan dapat dengan mudah dipahami
akan membawa kita kepada pengenalan terhadap ide-ide orang lain dan melahirkan
pendapat atas ide-ide tersebut. Karena itu, belajarlah menyusun argumentasi
untuk menopang ide agar mudah dipahami (rasional). Hal tersebut berarti menulis
membuat kita terbiasa berpikir sistematis dan saksama. Apabila terbiasa
melakukannya, kemampuan berpikir kita akan semakin tajam.
Menulis
dapat mendatangkan kesehatan jasmani dan
rohani bagi kita. Karena dengan menulis, kita bisa mengalihkan pikiran, dan
menuangkan rasa yang ada pada tulisan. Kita pun bisa mengirimkan tulisan kita
ke media cetak sebagai motivasi dalam berkarya. Yakinlah akan ada rasa kepuasan
tersendiri jika karya kita bisa di baca oleh orang lain. Dalam arti kata adanya
pengakuan bahwa karya kita bisa diterima oleh masyarakat. Hal itu akan menambah
kepercayaan diri dalam berkarya. Tetapi terlepas dari semua itu, yang utama dan
terutama adalah kita telah mengembangkan talenta menulis yang Allah sudah
berikan kepada kita.
Manfaat-manfaat
menulis yang sudah diuraikan di atas kiranya dapat memberi semangat bagi kita
yang sedang mulai menjejakkan kaki dalam dunia tulis menulis. Sebagai umat
muslim pun kita juga harus tahu, bahwa mukjizat sepanjang zaman yaitu Al-Quran
pun jadi abadi karena dituliskan. Oleh karena itu marilah kita budayakan
menulis. Di mulai dari diri sendiri dan dimulai dari sekarang.
Tidak ada komentar