Kurikulum Prototipe
Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, namun guru tetap dibutuhkan dalam sebuah pendidikan dan pembentukan karakter peserta didik. Jika guru hanya dituntut untuk pintar, google jauh labih pintar, namun untuk mendidik dan membentuk karakter siswa di dalam kelas maka guru tidak akan tergantikan. Begitu penting peran seorang guru dalam sebuah pendidikan, maka jangan abaikan profesi ini dan jangan anggap enteng fungsinya dalam kehidupan. Tidak ada satu orang pintar pun di dunia ini tanpa peran serta dari seorang guru. Baik guru formal di sekolah maupun guru dalam kehidupan.
Zaman terus berkembang, dan setiap
individu pun dituntut untuk terus berkembang dan bergerak ke arah yang lebih
baik. Apalah lagi seorang guru yang menjadi garda terdepan kemajuan sebuah
bangsa demi mendidik anak-anak. Semakin majunya dunia dengan semua perkembangan
teknologi saat sekarang ini, maka guru pun dituntut untuk terus berkembang dan
bisa mengikuti kemajuan zaman. Tidak boleh lagi ada guru yang tidak mampu
menggunakan teknologi dalam pembelajaran, mau tidak mau dan suka tidak suka seorang
guru zaman now, harus belajar dan terus
belajar untuk mengikuti perubahan.
Seiring berjalannya waktu, dan
berkembangnya zaman, maka di dalam dunia
pendidikan juga mengalami perubahan yang signifikan. Setiap dasawarsa kurikulum
di tiap negara juga mengalami perubahan, karena pendidikan harus mengikuti perkembangan
teknologi dan perkembangan zaman. Oleh karena itu, saat ini pemerintah melalui
kementrian pendidikan dan kebudayaan mengenalkan kurikulum baru yaitu
kurikulum prototipe yang akan
dilaksanakan secara menyeluruh di tahun 2024 mendatang. Kenapa sekarang sudah
mulai digaungkan, dengan tujuan untuk memperkenalkan kepada semua guru dan
siswa, bahkan perubahan kurikulum itu pasti. Saat ini pemerintah melalui kementrian
pendidikan melaksanakan program guru penggerak sebagai persiapan untuk
penerapan kurikulum prototipe ini.
Kurikulm prototipe akan dilaksakan
secara nasional di tahun 2024, namun dari sekarang sudah dilaksanakan perekrutan
guru penggerak sebagai agen perubahan untuk pilot
projek bagi pelaksaan full di
tahun 2024. Apa saja perbedaan kurikulum prototipe ini dengan kurikulum saat
ini? Ada tujuh hal baru dalam kurikulum prototipe ini yaitu;
Pertama,
pendidikan pelajar pancasila menjadi acuan dalam pengembangan standar isi,
standar proses dan standar penilaian atau struktur kurikulum. Adanya capaian
pembelajaran, prinsip pembelajaran, dan assessment
pembelajaran; Kedua, tidak ada lagi KI dan KD tetapi ada (CP) yaitu Capaian
Pembelajaran. Ketiga, pelaksanan proses pembelajaran dengan pendekatan tematik
boleh dilakukan pada jenjang manapun termasuk untuk siswa SMP dan SMA, dan di
SD pun boleh menerapkan model mata pelajaran; Keempat adalah, jumlah jam
pembelajaran yang tidak lagi perminggu, tetapi pertahun bisa saja satu mata
pelajaran tidak diajarkan di satu semester, kalau di semester baru bisa
tercapai oleh siswa;
Kelima,
siswa diberi keleluasaan untuk menerapkan model pembelajarn kolaboratif
antarmata pelajaran, serta membuat assessment
lintas mata pelajaran. Misalnya, assessment
sumatif dalam bentuk proyek atau penilaian berbasis proyek; Keenam, untuk mata
pelajaran TIK wajib diajarkan dengan nama baru yaitu Informatika, pelajaran ini
diajarkan sejak bangku SMP dan bisa diajarkan oleh semua guru karena sudah
disediakan buku yang sangat mudah digunakan; Perubahan ketujuh adalah, untuk
mata pelajaran IPA dan IPS berubah menjadi IPAS yaitu Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial. Adapun tujuan dari IPAS ini adalah agar peserta didik lebih siap
mengikuti pembelajaran IPA dan IPS yang terpisah di SMP. Sedangkan di SMA peminatan
dan penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa kembali dilaksanakan di kelas XI dan XII.
Itulah beberapa perubahan dan
perbedaan kurikulum prototipe yang akan dilaksanakan oleh pemerintah dengan
kurikulum yang sedang berjalan saat sakarang ini. Semoga dengan perubahan yang
terus dilakukan ini, maka negara dan bangsa kita bisa bersaing dan mengikuti negara
maju. Menjadikan peserta didik dan anak-anak calon pemimpin bangsa ini bisa
lebih mengenali diri mereka dan memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dan
lebih maju lagi.
Terbit di Haluan
Tidak ada komentar