Mempersiapkan Generasi Emas Indonesia
Jangan paksakan anakmu menjadi spertimu, karena dia diciptakan bukan untuk zamanmu~
[Ali bin Abi Thalib]
Menjadi orang tua
adalah suatu anugerah luar biasa yang Allah berikan, karena tidak semua orang
bisa merasakan dan menikmati peran tersebut. Dan orang tua adalah sebagai
fasilitator bagi anak-anaknya agar mereka tumbuh menjadi insan yang mampu
menyelesaikan persoalan hidup dengan iman dan ilmu. Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Mendidik anak pertama
kali ditanamkan bukan ketika mereka masuk dalam pendidikan formal, melainkan
pendidikan anak yang pertama ada pada keluarga. Keluarga adalah lembaga
pendidikan pertama yang di terima oleh anak dengan pola asuh yang diberikan
orang tua yang akan melahirkan generasi harapan bangsa. Maka dari itu
pendidikan keluarga memiliki peran penting dalam mempersiapkan generasi emas.
Berbicara tentang generasi emas. Pada tahun 2045 Indonesia mencanangkan diri
sebagai negara yang berada pada generasi Emas.
Yakni sebuah generasi
dalam suatu keadaan yang mana tunas-tunas harapan bangsa memiliki karakter
baik, kuat, produktif, cerdas, dan solutif, yaitu generasi yang mampu menemukan
solusi dalam penyelesaian dari setiap masalah yang dihadapi. Generasi emas
merupakan anak didik yang diharapkan bakal menjadi penerus kemajuan bangsa ini.
Mereka kini masih berusia anak PAUD dan remaja, yang suatu saat nanti 20 sampai
25 tahun lagi mereka akan berperan membawa Indonesia ini menuju pada masa
kegemilangan atau malah kemunduran. Itu semua ditentukan bagaimana kualitas
pola asuh pendidikan dalam keluarga.
Syariat Islam
mengajarkan, mendidik dan membimbing anak merupakan amanat yang harus
dipertanggungjawabkan oleh orang tua. Hadits Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam,
artinya: “Setiap anak
dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi,
Nasrani, atau Majusi.” [HR: Bukhari]. Hadits tersebut mengandung penjelasan bahwa
sesungguhnya kesuksesan atau masa depan anak adalah tergantung bagaimana orang
tua mendidik dan membimbingnya. Juga mengandung arti bahwa setiap anak juga
yang telah lahir sesungguhnya sudah memiliki potensi, namun potensi itulah yang
kemudian bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal, jika di asah oleh lingkungan
(keluarga dan sekitar) dengan baik.
Konsep pendidikan
dalam Islam ini mengajarkan pola asuh yang dilakukan oleh orang tua juga
termasuk mencakup bagaimana orang tua mampu membentuk akhlaqul karimah terhadap
anak-anaknya. Pengaruh orang tua bisa mencakup lima dimensi anak, yaitu fisik,
emosi, kognitif, sosial, dan spiritual. Banyak model pola asuh yang dapat dipilih
yang bisa disesuaikan dengankaraker anak. Konsep pola asuh dalam Islam lebih
berorientasi pada praktik pengasuhan.
Adapun
metode-metodenya adalah sebagai berikut: Pertama, pola asuh yang bersifat keteladanan. Kedua, pola
asuh yang bersifat nasihat. Di dalamnya mengandung beberapa hal. Pertama,
seruan atau ajakan yang menyenangkan disertai dengan penolakan yang lemah
lembut jika memang ada perilaku anak yang diangggap tidak sesuai
dengan norma-norma yang berlaku. Kedua, metode cerita yang disertai perumpamaan
yang mengandung pelajaran dan nasihat. Ketiga, gabungan antara metode wasiat
dan nasihat. Ketiga, pola asuh dengan perhatian atau
pengawasan yang meliputi perhatian dalam pendidikan sosialnya, terutama praktik
dalam pembelajaran, pendidikan spiritual, moral, dan konsep pendidikan yang
berdasarkan pada nilai imbalan (reward) dan hukuman (punishment)
terhadap anak.
Secara umum, pola asuh
dalam Islam adalah mempersiapkan generasi muda yang memiliki moral yang mengacu
dalam norma-norma Islam dan membentuk generasi yang beradab dan berilmu. Dalam
menghadapi generasi emas bangsa Indonesia membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang memiliki kualitas baik. Kini kita semua harus sadar bahwa aset terbesar
Indonesia bukan hanya sekadar tambang, gas, minyak, hutan, ataupun segala macam
hasil bumi, akan tetapi asset terbesar bangsa ini adalah manusia Indonesia
sendiri. Tanggung jawab kita sekarang adalah mengembangkan kualitas manusia
Indonesia. Karena manusia yang terdidik dan tercerahkan adalah kunci kemajuan
bangsa.
Semoga
di masa Indonesia Emas 20 tahun mendatang, muncul Sumaber daya Manusia yang
mumpuni di bidangnya. SDM yang handal, dan yang paling penting mempunyai nilai
karakter positif dan individu yang baik. Tidak akan maju suatu bangsa jika
manusia di dalamnya tidak mempunyai tanggung jawab dan karakter yang baik.
Itulah tugas kita bersama saat ini, Mampu dan bekerja keras membentuk
nilai-nilai yang baik kepada anak-anak di saat ini. Karena di masa depan
merekalah yang akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan dan kemajaun negeri
ini. Kerja keras kita hari ini akan menampakkan hasilnya kelak di 20 tahun mendatang. Di masa Indonesia Emas
2045 ketika Negara kita sudah berumur 100 tahun. Semoga!
Tidak ada komentar