SATU HARI DENGAN BUYA MAHYELDI
Sebuah
Kisah
Udara
pagi di Bukittinggi benar-benar menusuk tulang. Kabut setipis sutra
melayang-layang seolah menghalau semburan mentari yang ingin menyentuh jam
gadang. Tidak jauh dari sana, di sebuah pendakian, tampak seorang ayah dan
putranya.ttertatih-tatih mendorong gerobak tua yang sarat muatan. Mereka
berbagi tugas. Sang ayah menjaga agar gerobak tak oleng, sedangkan sang anak
menjaga agar isinya tak tumpah berserakan di jalan.
Dengan
hati-hati, mereka menerobos keramaian di pasar bawah bukittinggi. Berulang kali
si anak yang duduk di kelas 3 SD itu bersorak
”
Oooiii…. Kanai…. Awass… agiah kami jalan pak!!”
Suaranya
melengking, memecah pagi.
Orang-orang
terkesiap, seketika membuka jalan seraya memandang lekat pada anak kecil itu. Entah apa yang ada di
dalam benak mereka. Mungkin iba sebab anak sekecil itu telah mencicipi kerasnya
dunia, atau mungkin tak peduli, tenggelam dalam keperluannya masing-masing.
Tapi
yang jelas, di pagi buta itu, tidak ada seorang pun yang menyangka, 45 tahun
kemudian, anak kecil yang berteriak tersebut telah berubah menjadi seorang
lelaki sederhana, yang berhasil duduk menjadi orang pertama di Sumatra Barat.
Yah, anak kecil
itu bernama, H. Mahyeldi Ansharullah,
S.P.Dt. Marajo
Beliaulah
Gubernur Sumatra Barat yang rendah hati dan mudah senyum dan saat ini hadir
bersama kita di sini. Selamat datang buya!! Suatu kehormatan bagi kami Yayasan
SMP Islam Al Ishlah Bukittinggi kedatang orang nomor satu di Sumatra Barat.
Sebuah Kisah Menyambut Gubernur
Kisah itulah yang aku sampaikan
sebagai pembuka acara ketika orang nomor satu di Sumatra Barat ini menyambangi sekolah kami. Hal yang jauh dari ekspektasi ketika Buya Mahyeldi
bersedia datang ke sekolah untuk memberi motivasi literasi kepada anak-anak
didik. Namun tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak,
buktinya hal yang jauh dari jangkauan pun bisa langsung ada di hadapan.
Memang ada agenda Tim Jurnalistik majalah sekolah yang aku pimpin untuk meyambangi kantor dinas gubernur. Namun H-1 cerita berubah, karena Buya ada perjalanan dinas ke Padang Panjang, makanya kami bersedia langsung berangkat ke Padang Panjang untuk melakukan wawancara dengan beliau. Tetapi Buya melalui Aspi (Asisten Pribadi) malah mengatakan bahwa beliaulah yang akan mengunjungi sekolah kami. Sempat ditolak karena sekelas gubernur bagaimanalah cara persiapan penyambutan dan tetek bengek lainnya. Namun Aspi beliau mengatakan, "Tidak apa-apa, santai saja, persiapkan apa yang ada saja," ujar beliau. Pada akhirnya langkah kaki Bapak Gubernur sampai juga di SMP Islam Al-Ishlah, pada hari Rabu, 11 Januari 2023. Alhamdulilah.
Pada pukul 14.00 wib, buya sampai di sekolah dan disambut dengan aksi tambua dan pagar ayu dari semua ustad dan ustazah SMP Isalm Al-Ishlah juga kepala sekolah empat jenjang pendidikan di YPI. Aku yang dimandat oleh pihak sekolah
untuk membawa acara, sempat panas dingin dan tidak tidur semalaman, karena ada
rasa takut, grogi, tidak siap dan sebagaianyalah karena harus memandu acara
dengan orang nomor 1 Sumbar ini. Namun dengan prinsip, pantang menolak jika
diberi amanah, aku malamnya browsing profil dan biografi buya. Sangat banyak
cerita tentang buya di berbagai portal online dan wikipedai. Akhiranya setelah
meramu beberapa kisah dari mbah google,
akhirnya terangkailah sebuah kisah untuk Buya Mahyeldi. Ada rasa segan, malas
atau takut ketika mau membacakan kisahnya. Namun memantapkan diri kalau ini
adalah surprise bagi penonton dan tamu kehormatan, aku bismillah saja dan alahamdullah semua berjalan dnegan lancar.
Kehadiran Gubernur
Menit berlalu, menjelang jam 2 siang, kaki ini dingin dan jantung dag,dig,dug, menunggu kedatangan beliau. Jam 14. 00 wib Pak Gubernur datang dengan tiga
mobil pengiringnya. Seorang pemimpin hebat, memang selalu tepat waktu. Salut
dengan Buya Mahyeldi, yang sangat menghargai waktu. Setelah penyambutan di luar, beliau
melangkah masuk ke dalam musala sekolah. Aku yang sudah siap menanti, setelah
diskusi dengan aspi langsung membuka acara dengan salam yang disambut lantang
oleh semua yang hadir. Maka kubacakanlah kisah beliau dengan penuh penghayatan,
sampi di titik membacakan setelah 45 tahun kemudian…. Emosi ini benar-benar
terbawa, dan menggetarkan semua raga. Sehingga kertas yang ku pegangpun
bergoyang karena gigil yang kurasa. (lihat vidionya di youtube @dilla spd ya ).
Sampai di puncak acara yaitu motivasi dari Buya, beliau yang sudah kami sediakan meja dan kursi, namun sama sekali tidak duduk di sana. Dengan penuh semangat Buya memberikan cerita, kisah dan motivasi kepada semua yang hadir dengan berdiri, dan berjalan sampai ke barisan shaf paling belakang. Buya menyampiakan tentang pentingnya membaca sebagai kunci menuju kesuksesan. Para siswa diharapkan bisa menyediakan waktu untuk membaca dan mengunjungi perpustakaan.Gemar membaca dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Pesan Buya
Pada kesempatan itu, buya memaparkan bahwa “Waktu yang baik untuk membaca adalah menjelang Subuh. Malam hari, anak-anak bisa tidur lebih cepat dan juga bangun lebih cepat menjelang Subuh. Di saat itulah kita dapat membaca. Membaca juga merupakan kunci dari ilmu pengetahuan,” ujar beliau. Generasi ini adalah calon-calon pemimpin masa depan, mereka yang akan menentukan cita-cita dan masa depannya sendiri. Oleh karena itu haruslah sungguh sungguh dalam belajar dan harus bekerja keras untuk menggapainya.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar cita-cita dapat tercapai, yaitu, perkuat keimanan, banyak membaca dan perkuat persatuan dan kesatuan. Jika menilik perjalanan sejarah, tokoh bangsa banyak berasal dari Minangkabau atau Sumatera Barat, Jadi, orang Minang banyak yang menjadi orang hebat, pungkas beliau. Sebut saja nama tokoh pendiri bangsa lebih dari 50 persen berasal dari tanah Sumatera Barat. Seperti Hatta, Hamka, Agus salim, Dipinegoro, Rasuna Said, dan banyak lainnya yang menjadi tokoh besar dan pahlawan bangsa.
Selain itu Bapak Gubernur juga memberikan motivasi bahwa “Setiap anak dapat menjadi orang hebat. Kuncinya adalah rajin membaca, perkuat keimanan dan ilmu pengetahuan. Selain itu, Ananda harus banyak melakukan kebaikan serta hadirkan fikiran-fikiran terbaik,” kata Pak Gub penuh semangat. Lebih lanjut, Buya Mahyeldi menceritakan perjalanan hidupnya saat menjual dan mengantar koran. Sambil mengantar koran, ia juga membaca, selain koran, buya juga membaca majalah. Dari kebiasaan membaca itulah beliau memiliki banyak buku di rumah. “Membaca bisa dilakukan di waktu senggang dan menambah ilmu. Sejak dulu, orang Minang gemar membaca. Dengan membaca buku, kita punya banyak ilmu. Ingin sukses, maka kita harus rajin membaca,” tukasnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bukittinggi H. Marfendi berharap literasi di
SMP Islam Al-Ishlah Bukittinggi dapat dikembangkan lebih baik. Sehingga,
peserta didik bisa menjadi orang berwawasan luas, berkemampuan keras dan berkarakter yang
baik.
“Kami juga mengapresiasi kegiatan Seminar Literasi di SMP Islam Al-Ishlah
ini. Apalagi, kegiatan ini dihadiri oleh Bapak Gubernur Sumbar. Semoga,
literasi SMP Islam Al-Ishlah bisa berkembang lebih baik lagi. Kegiatan literasi
juga sudah ada di dalam Alquran yakni 'Iqra’ atau Bacalah. Anak-anak SMP Islam
Al-Ishlah bisa memiliki kemampuan berliterasi dan wawasan lebih luas,” terang buya Marfendi yang mendampingi Baoak Gubernur saat itu.
Tidak ada komentar