Penanaman Budaya Alam Minangkabau bagi Generasi Z
Kegiatan Ramdhan ke-4 pada hari Kamis, 30 Maret 2023 bertepatan dengan1444H diisi dengan materi Budaya Alam Minangkabau yang diisi oleh nara sumber Bapak H. HERU dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi. Materi yang sangat bermanfaat dan harus diperkenalkan kepada setiap anak-anak di Minagkabau. Karena saat ini semakin banyak budaya kita yang sudah terkontaminasi dengan budaya barat atau asing. Karena itulah generasi Z ini harus diperkenalkan kembali PK BAM sesuai dengan visi misi Pemko Bukittinggi.
Beliau menjelaskan dengan sangat gamblang dan disambut antusias oleh semua siswa SMP Islam Al-Ishlah Bukittinggi. Dalam paparan beliau menjelaskan tentang adat, dan yang lainnya.
Adat Sabatang Panjang, adat yang berlaku di seluruh nagari, baik di pasisia, darek dll. Itulah yang diatur oleh sebuah lembaga yang bernama LKAM (Lembaga Kerapatan Alam Minangkabau )
Filosofi Minagkabau ada 4, apa saja itu?
1. Taratak, anak-anak muda jalan agak ber 8 orang, menetap disuatu tempat, itulah yang dinamakan taratak hanya berupa pondok-pondok saja.
2. Dusun, taratak itu semakin banyak orangnya, maka dinamakan dusun
3. Koto, semakin banyak penduduknya dan sudah ada surau makanya disebut koto.
4. Nagari, ada lembaga adat, musajik, ada tempat bermain dll, makanya disebut nagari.
Nagari kurai ada 5 jorong
1. Jorong Mandiangin
2. Jorong Tigo baleh
3. Jorong Aua birugo
4. Jorong Koto selayan
5. Jorong Guguak panjang
Dalam berkomunikasi di Minangkabau ini juga harus tau dengan kato nan ampek, yaitu;
1. Mandaki, berbicara dengan orang yang lebih tua, seperti orangtua, guru dan umurnya lebih tua dari kita. Ada di dalam Alquran surat Al Isra' jangan berkata kasar dan berkata kuat kepada orangtua. Karena di Minangkabau berlalu Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Demikian juga dengan berjalan, harus izin dulu jika ingin mendahului.
2. Manurun, cara berbicara dengan orang yang di bawah umur kita, atau yang jabatannya di bawah kita.
3. Mandata, cara berbicara dengan teman sama besar. Di Minangkabau biasanya digunakan kata Angku, atau Antum. Jangan Ang, jadi kata ang berasal dari kata angku. Berlaku dibeberapa daerah, kata Angka untuk panggilan Inyiak, atau kakek.
4. Malereang, cara berbicara orang Minagkabau dengan cara kiasan. Karena banyak raso dan pareso. Jadi cara berbicaranya agak bakias, dan Malereang. Contoh sumando di rumah istrinya, banyak digunakan kata malereang.
Materi yang sangat menarik dan banyak memberi informasi, di akhir sesi Pak Heru membagi reword kepada anak-anak yang bisa menjawab pertanyaan dari beliau. Sesi inilah yang paling ditunggu-tunggu oleh semua siswa, karena beliau membawa berbagai macam hadiah, mulai dari mainan kunci dari mekah, tasbih digital, kurma, air zam-zam coklat, kacang, kismis dan lain-lain.
Semoga dengan adanya materi ini, semakin menambah wawasan dan juga ilmu bagi anak-anak di SMP Islam Al-Ishlah Bukittinggi. Karena kalau tidak diperkenalkan dari sekarang, kapan lagi dan dimana lagi anak-anak ini akan mendapatkan materi ini. Semoga adat dan budaya kita di Minangkabau ini tidak pudar tergerus zaman.
Tidak ada komentar