Karya Fiksi
Orang-orang biasanya menyukai cerita. Itu sebabnya karya fiksi terus
ditulis. Karya fiksi juga sama dengan karya sastra. Karya fiksi (sastra)
adalah karya hasil perbaduan antara perasaan dan pikiran (Suharianto,
2005).
Wellek dan Warren (2009) mendefinisikan karya fiksi sebagai
cerita atau latar yang bersumber dari imajinasi. Meskipun karya fiksi
adalah cerita rekaan yang bersumber dari imajinasi penulis, ada pelajaran
penting di dalamnya tentang cara menghadapi masalah dalam kehidupan
nyata.
Unsur Karya Fiksi
Saat membaca sebuah cerita, kalian mungkin akan menyukai beberapa hal
dalam cerita itu. Kalian mungkin suka tokohnya, latar ceritanya, atau jalan
ceritanya. Hal-hal yang kalian suka itu disebut unsur cerita. Unsur-unsur
inilah yang membentuk karya tersebut. Cara penulis menuliskan unsurunsur tersebut menjadi penentu bagus tidaknya sebuah cerita.
Kalian
mengetahui bahwa sebuah karya fiksi tidak terlepas dari empat hal berikut.
1. Tokoh cerita
Tokoh cerita adalah tokoh-tokoh yang ada di dalam sebuah cerita. Tokoh
cerita dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh pendukung.
Kalian dapat mengenali tokoh utama cerita dengan hal-hal
berikut.
a. Tokoh yang paling banyak muncul di sepanjang cerita.
b. Tokoh yang memiliki peran penting dalam cerita. Bila tokoh ini tidak
ada, cerita itu pun tidak akan ada.
2. Latar cerita. Latar cerita adalah tempat dan waktu terjadinya cerita. Kalian dapat
mengetahui latar suatu cerita dengan melihat nama-nama tempat dan waktu dalam cerita.
3. Tema cerita.Tema cerita adalah unsur pokok dalam cerita. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, tema adalah pokok pikiran atau dasar cerita yang
(dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang).
4. Alur atau jalan cerita.
Dalam karya fiksi, jalan cerita disebut juga alur atau plot.
Alur berisi
rangkaian kejadian yang dihadapi tokoh cerita dari awal sampai akhir.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, alur adalah rangkaian peristiwa
yang direka atau dijalin dengan saksama dan menggerakkan jalan cerita
melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian.
Terdapat tiga
macam alur cerita.
a. Alur maju adalah alur yang diawali cerita kejadian masa kini dengan
konflik datar, pada bagian tengah, konflik makin menanjak, dan
diakhiri klimaks serta penyelesaian pada akhir cerita.
b. Alur mundur adalah alur yang dibuka dengan penceritaan kejadian
masa lampau di awal cerita dan diselesaikan dengan konflik pada
masa kini.
c. Alur campuran (maju-mundur) adalah alur yang mencampurkan
kisah kejadian masa kini dan masa lalu secara bergantian.
Kalian dapat menggunakan cara kreatif berikut untuk mengenali
urutan persitiwa demi peristiwa yang membentuk alur cerita. Cara kreatif
ini disebut dengan PASKA (Pada mulanya, Selanjutnya, Kemudian, dan
Akhirnya).
Membandingkan Kata Denotasi dan Konotasi dalam Karya
Fiksi
Dalam sebuah cerita, kalian akan menemukan banyak kata. Kosakata
tersebut tidak hanya memiliki satu makna. Beberapa kata mungkin
mempunyai makna yang berlainan dengan makna sebenarnya atau
bermakna kiasan. Kata-kata seperti ini disebut bermakna konotasi. Lawan
dari konotasi adalah denotasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
denotasi adalah makna kata atau kelompok kata yang berdasarkan atas
penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa. Denotasi juga berarti
makna kata-kata yang sebenarnya atau bukan makna kiasan. Seorang
penulis biasanya menggunakan kata-kata dengan makna konotasi agar
kalimat-kalimat dalam cerita yang ditulisnya menjadi lebih menarik.
Contoh kata Berkonotasi
Rianti adalah gadis yang ringan tangan atau suka menolong.
Ia selalu menjadi buah bibir di kalangan anak-anak muda dan
orang-orang tua di sekitar kompleks tempat tinggalnya. Meskipun
keluarganya kaya raya, ia tidak sombong dan tidak sungkan
membagi buah tangan untuk teman-temannya sepulang bepergian.
Ia juga menjadi tangan kanan ayahnya dalam mengelola bisnis
keluarga yang membuat keluarganya kaya raya. Buah pikirannya
yang cerdas selalu sangat bermanfaat dalam mengembangkan
bisnis keluarganya itu. Keluarga Rianti disegani karena sikap elok
budi dan sangat dermawan.
Kata-kata yang bergaris bawah di atas adalah kata bermakna konotasi yang artinya sebagai berikut;
Langkah-Langkah Penulisan Resensi Karya
Fiksi
Resensi disebut juga Timbang buku atau sebuah tulisan yang berisi tanggapan tentang sebuah buku yang berisi kelebihan dan kekurangan buku tersebut
Jika kalian membaca koran, majalah, atau membuka sebuah web, kalian
kadang menemukan artikel resensi buku atau karya fiksi. Artikel seperti itu
umumnya berisi penilaian terhadap sebuah buku. Melalui artikel tersebut,
penulis menyajikan keunggulan dan kelemahan buku. Penulis kadang
membandingkannya dengan buku lain. Tujuan penulisan artikel resensi
ada bermacam-macam, tetapi pada umumnya, resensi buku bertujuan
untuk mengenalkan sebuah buku baru kepada publik agar orang-orang
tertarik membacanya.
Format Penulisan sebuah Resensi Buku
Tidak ada komentar