Breaking News

Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 11 Kota Bukittinggi. Dilla, S.Pd.


REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.2 


Asslamualaikum, wr.wb. 

            Perkenalkan saya Dilla, S.Pd. salah seorang Calon Guru Penggerak Angkatan 11 dari Kota Bukittinggi Sumatra Barat. Saat ini saya mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia di SMPN 2 Bukittinggi. Dalam kesempatan kali ini saya akan memaparkan dan menceritakan refleksi saya tentang Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) pada modul 2.2 Pendidikan Guru Penggerak. 

        Pada refeleksi  ini saya akan menggunakan metode 4F dalam memaparkan kegiatan yang sudah saya lakukan selama mempelajari modul 2.2 ini, Metode 4F adalah singkatan dari Fact, Feeling, Finding, dan Future. Berikut pemapaparannya; 

1.     FACT ( Fakta )

        Pembelajaran Modul 2.2 ini dimulai dengan mulai dari diri,  yakni pada tanggal 3-4 September 2024, kami diberikan beberapa pertanyaan tentang pengalaman yang pernah kami alami yang berhubungan dengan tugas kami sebagai pendidik yang berkaitan dengan sosial dan emosional. Bagaimana menghadapi kasus tersebut, serta apa yang kami pelajari dari kasus tersebut. Kemudian kami disuguhi dengan eksplorasi konsep ada tanggal 5 September 2024, yang berisi materi-materi tentang Kompetensi Sosial Emosional, Pembelajarannya serta Implementasinya di sekolah. Selain itu juga diselingi dengan tugas-tugas yang berisi refleksi dari tiap-tiap materi yang telah kami pelajari.



        Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran Sosial Emosional ini dapat diimplementasikan di kelas atau sekolah dengan 4 indikator yaitu, pembelajaran eksplisit, integrasi dalam pembelajaran guru dan kurikulum akademik, melalui proses menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE Tenaga pendidik dan Tenaga Kependidikan.

         Untuk menambah pemahaman kami dalam mendalami modul tentang pembelajaran berdiferensiasi, kami juga melakukan pembelajaran daring dengan fasilitator dalam ruang kolaborasi yang terbagi atas 2 sesi, yaitu sesi diskusi dan sesi presentasi. Pada hari Senin tanggal 6 September 2024, Diskusi ruang virtual oleh Ibu Siti Rohmah, M.Pd. selaku fasilitator dan Pak Yulnaidi selaku Pengajar Paraktik,  memberikan pemantapan tentang modul pembelajaran sosial emosional yang kemudian diskusi kelompok Bersama bu Metra dan Ibu Alvi dari Kabupaten Solok untuk menganalisis tentang implementasi KSE. Pada hari berikutnya, 9 September 2024 kami melakukan presentasi hasil dari diskusi kelompok yang sudah kami kerjakan.

 2.     FEELINGS (Perasaan )

        Selama mempelajari modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional yang kami lakukan, banyak sekali perasaan yang timbul dari diri saya, seperti perasaan senang, karena bertambah lagi ilmu terutama bagaimana saya mampu mengenali emosi yang sedang dirasakan serta bagaimana cara mengelola emosi tersebut agar tidak melakukan tindakan yang mungkin akan berdampak negatif bagi murid. Selama ini saya merasa, apapun perasaan yang sedang saya rasakan itu tidak akan memengaruhi diri saya ataupun orang lain dalam pelaksanaan tugas sebagai guru. Saya merasa bersyukur sekali sudah sampai tahap ini dimana dari semua modul yang telah saya pelajari di program guru penggerak ini , modul 2.2 inilah yang paling banyak mempengaruhi dan bisa berbagi bersama dengan rekan sejawat / guru-guru lain di sekolah dalam penerapan KSE. Saya dan murid saya menjadi semakin baik dalam berperilaku di sekolah. Rasa saling menghormati satu dengan yang lain juga meningkat saya rasakan. Tentu dengan perubahan perubahan ini ada rasa senang dan bangga sekali.

 3.     FINDINGS( Pembelajaran )

        Pada modul 2.2. ini saya belajar bahwa pembelajaran social emosional mutlak diperlukan pada proses pembelajaran agar siswa lebih nyaman, bahagia dan merdeka dalam belajarnya. Hasil Pembelajaran PSE ini dirancang untuk menciptakan kondisi wellbeing di lingkungan sekolah. PSE mempengaruhi Nilai dan peran guru juga serta mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Dari modul ini saya mendapatkan pelajaran bahwa mengenali emosi diri sebelum melakukan setiap tindakan, kita harus mengetahu apa dampak dari setap tindakan yang kita lakukan. Jangan sampai apa hal yang kita lakukan akan memengaruhi baik dan buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Selain mengenali emosi diri, kita juga dituntut untuk mampu mengelola emosi tersebut agar kita kembali ke keadaan semula yaitu dalam keadaan yang bahagia. Selain itu, banyak lagi ilmu yang saya dapatkan di modul ini seperti kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kesemua materi tersebut menginginkan terciptanya hubungan yang baik dan positif dengan sesama rekan kerja, dengan murid maupun dengan masyarakat disekitar kita.

         Kompetensi sosial emosional ini juga dapat diterapkan di kelas maupun di sekolah. Penerapan PSE di kelas bisa dilakukan dengan pembelajaran secara eksplisit maupun terintegrasi dalam proses belajar guru dan kurikulum akademik. Juga dapat dilakukan dengan membentuk iklim kelas dan budaya sekolah serta dengan melakukan penguatan pada tenaga pendidik maupun tenaga kepedidikan. Adapun tujuan utama PSE itu sendiri adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal agar siswa merasa nyaman dalam pembelajaran.

 4.     FUTURE ( Penerapan )

        Pembelajaran KSE akan selalu saya terapkan di kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman secara psikologis, dimana bila kenyamanan tercapai maka tujuan pembelajaran akan mudah tercapai. PSE ini juga diterapkan dalam hubungan dengan kepala sekolah maupun dengan sesama rekan guru untuk menjaga agar kolaborasi tetap terjaga dan terciptanya lingkungan kerja yang nyaman.

         Dari pendalaman materi PSE pada modul 2.2 ini saya berencana untuk menerapkannya terlebih dahulu dalam lingkup kelas saya disekolah seperti melakukan pernafasan dengan kesadaran penuh sebelum memulai pembelajaran, bagaimana menerapkan teknik STOP, kemudian juga mengintegrasikan kompetensi tersebut dalam pembelajaran saya seperti menerapkan kompetensi kesadaran sosial dalam kegiatan diskusi di kelas, kemudian menerapkan keterampilan berelasi pada saat melakukan refleksi ataupun memberikan umpan balik terhadap hasil kerja teman maupun penjelasan guru dengan menggunakan kata-kata yang positif dan mudah dimengerti.

        Demikianlah hasil refleksi saya dalam pembalajaran Sosial Emosional modul 2.2 ini. Sangat banyak manfaat dan ilmu baru yang saya dapatkan. Semoga dnegan mempelajari modul ini bisa meningkatkan kemampuan saya dalam mengelola emosi, dan menjalin relasi yang baik  dengan rekan sejawat, anak didik dan smeua warga sekolah lainnya. Sehingga terciptalah lingkungan yang well being dan berbudaya positif ke depannya. 



 


2 komentar: